post image
Ilustrasi/Net
KOMENTAR

Industri penerbangan harus mempersiapkan diri menyambut dunia setelah vaksin Covid-19 ditemukan dan masyarakat dapat kembali bepergian.

Pasalnya, meski virus corona telah hilang, kondisi normal seperti sebelum adanya pandemi tidak akan kembali. Perilaku masyarakat akan berubah, khususnya dalam memandang kesehatan.

Untuk itu, Wakil Kepala CSE Aviation, Samudra Sukardi menuturkan, para maskapai penerbangan harus mempersiapkan diri menerapkan <i>smart protocol</i>.

Berbicara dalam webinar Pusat Studi Air Power Indonesia (PSAPI) bertajuk "The Contribution of Indonesia Aviation Industry Toward Escaping From Covid-19 Pandemic" pada Jumat (25/9), Samudra menuturkan, <i>smart protocol</i> haruslah mengadopsi tiga hal.

Tiga hal tersebut di antaranya Internet of Things (IoT), Internet of Systems (IoS), dan Internet of Data (IoD). Semua itu harus dilakukan dengan serius.

"Saya usulkan, post pandemic harus smart protokol, menerapkan mobilitu as a service yang meminimalisir adanya kontak fisik," terangnya.

Mantan CIO Garuda Indonesia Airways itu menjelaskan, pelayanan dapat dilakukan dengan sebuah gawai. Di mana gawai tersebut dapat dimanfaatkan untuk booking, ticket, priority gate, check in, inflight entertainment, hingga baggage claim.

Terkait hal pembayaran pun dapat dilakukan menggunakan barcode.

"Ini sudah bsa dilakukan Gojek. Mereka bisa, kenapa airline gabisa?" pungkasnya.


Kini Garuda Indonesia Dipimpin Wamildan Tsani

Sebelumnya

Prediksi Airbus: Asia-Pasifik Butuh 19.500 Pesawat Baru Tahun 2043

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Artikel AviaNews